Musik Metal dengan Akulturasi Budaya Lokal

Musik Metal dengan Akulturasi Budaya Lokal
Akhir-akhir ini kecintaan terhadap budaya lokal mulai meningkat seperti para band metal ini yang bangga dengan akulturasi musik metal dengan budaya lokal, Jepang ada Japanesse Metal, Norwegia punya norwegian metal, Amerika punya American Metal, kini indonesia juga tak mau kalah. Ini dia beberapa band nya:
1. Jasad

Jasad merupakan salah satu band Death Metal yang paling berpengaruh bukan hanya di Bandung melainkan di komunitas  Tanah Air.Jasad terbentuk pada tahun 1990, nama ini diambil karena kala itu para pendiri Jasad band ingin sebuah nama yang kesannya seram namun tetap memakai bahasa Indonesia.Bagi para anggota personil Jasad nama ini mempunyai arti "JAng SADayana" yang berarti untuk semua dan "JAng SADunia" atau untuk dunia.Namun pada tahun 2008 nama Jasad menurut para personilnya adalah akronim singkatan dari "Jarang Ada Satria Abadi Disini", mungkin di karenakan seringnya Jasad mengalami pergantian personil kala ituJasad sekarang bukan hanya dikenal sebagai band pengusung aliran Brutal Death Metal garda depan, namun Jasad disebut juga sebagai ikon suksesnya sebuah akulturasi antara budaya barat dan lokal, dengan menggabungkan antara unsur budaya Sunda dan musik Metal dalam konsep musik Jasad.Jasad sekarang bukan hanya dikenal sebagai band pengusung brutal death metal garda depan. Jasad adalah ikon suksesnya sebuah akulturasi antara budaya barat dan lokal. Merekalah yang meretas konvensi menyelipkan unsur budaya Sunda di antara kebrutalan dan kebisingan metal. Tak heran bila Jasad dianggap bukan hanya tonggak penting scene Bandung Underground. Jasad juga jadi tiang pancang sebuah dekonstruksi kecenderungan di mana memakai atribut budaya lokal adalah juga sebuah kebanggaan. selain Jasad ada juga seperti Xtab,Undergod,Bleeding Corpse dll.

2. Karinding Attack
Karinding Attack adalah sebuah band dari Sunda yang sama seperti Jasad dimotori oleh Man Jasad yang berhasil mempopulerkan kembali alat musik tiup karinding di telinga pendengar musik modern dengan warna musik yang cenderung baru akibat perpaduan antara musik tradisional dan aliran musik metal. Musik metal terpilih sebagai pendamping dari karinding ini dikarenakan background musik para personilnya yang mayoritas berasal dari band metal yang sempat populer di Bandung dan sekitarnya beberapa tahun yang lalu.

3. Gendar Pecel
Sekumpulan manusia yang menamakan dirinya Gendar Pecel, hadir meramaikan scene hardcore tanah air. Terdengar aneh untuk sebuah nama band hardcore yang identik dengan nama khas rebellion scen hardcore, sebut saja seperti Outright, Lost It All, Final Attack, Kick It Out, Strength Hatred, dan lainnya. Namun inilah kenyataan, sebuah nama makanan khas jawa mereka ubah menjadi selosong peluru yang siap menembak musik cadas dengan liriknya yang jenaka.
Gendar Pecel yang beraliran hardcore tersebut diubah menjadi sebuah parodi. Beat-beat hardcore mereka padukan dengan judul lagu yang setiap bagian liriknya full dengan bahasa Jawa. Lirik-liriknya pun tak jauh dari kehidupan sehari-hari. Dengan nomor-nomor lagu seperti Doktrinasi Ramutu, Konco Bajingan, Marai Ngelu, Supot Lokal Benbenan Mufmen, dan lainnya yang membuat kita mengenyeritkan dahi ketika mendengar lagunya atau ketika menonton aksi mereka. band lainnya seperti Something Wrong,Devadata,Pretball Hc, Dll.
4. Mendiang Romo

Kali ini saya akan share salah satu band yang memadukan Musik Jawa dalam Musik Metal.Mendiang Romo adalah sebuah band dari Tuban yang membawakan konsep musik mystis javanese black metal, dan  memberikan warna music yg bernuansa kental dengan aroma mistis dan jawa kuno.

Nama Mendiang Romo diambil dari seorang paranormal di tanah jawa yang bernama Romo Kinaryo . Jasad Romo Kinaryo moksa (hilang di telan alam) setelah bertapa di gunung ghaib gunung leu. Hingga sekarang jasad Romo Kinaryo masih hilang di telan alam. Pada tahun 2005 band yang digawangi oleh Wawan (Vocalis), Faisal (Vocalis2), Siiygitz (Keyboard), Kidna (Gitaris), Raden (Bassist), Pigeh (Gitaris), Andis (Drummer) mendapat"ilham aswo kinaryo jopo" dan sepakat membuat band beraliran mystis javanese black metal(gimana udah ngeri kan? eiittss, ini hanya gimmick kawan, jangan dianggap begitu muluk-muluk.). yang lainnya seperti Band Bandoso,Kedjawen, Dll.

5. Kompilasi Ranah Nan Gadang
Ranah Nan Gadang Compilation (baca : RNGC) merupakan sebuah usaha dalam mengompilasikan karya band-band undergroundlokal yang berada di wilayah Sumatra Barat dengan tujuan untuk memperlihatkan bentuk nyata/realisasi karya dari band-band tersebut ke dalam bentuk fisik. Cukup memprihatinkan jika karya-karya mereka hanya disebar secara free saja di dunia maya. Dengan kata lain tujuan utama kompilasi ini ialah  untuk menghargai jerih payah, usaha dan kreativitas band yang bersangkutan.
                Selain itu kompilasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan kecintaan undergrounders terhadap ranah budaya mereka sendiri, yaitu Minangkabau. Dengan itu, diharapkan juga mereka bisa tertarik untuk melakukan akulturasi antara kedacasan dan kebisingan musikunderground dengan budaya lokal (Minangkabau) secara menarik, sehingga generasi penerusnya tetap bisa dekat, paham dan mengenal budaya lokal melalui kecintaan mereka terhadap musik underground. Hal yang bisa diterapkan dalam penggunaan lirik, aransemen ataupun alat musik yang digunakan identik dengan Minangkabau. Jujur, hal ini terinspirasi dari teman-teman Bandung Death Metal.
                Insyallah kompilasi ini akan segera di produksi di pertengahan bulan April dan dalam target deadline akhir Bulan Mei kompilasi ini sudah bisa didapatkan teman-teman undergrpounderssemua..
Dengan slogan “Kami junjuang syarak jo adaik minang, kami paliharo underground di ranah minang” mari kita bersama-sama memajukan musik underground di Sumbar dengan menyertakan kultur Minang kedalam musik, pergaulan dan pola pikir underground tersebut. (Matt)

Untuk sementara sudah 16 band yang menyatakan diri ikut serta dalam kompilasi ini :
-Kukertank (Padang Panjang - Slamming Death Metal)
- Tahanan Neraka (Padang - Deathgrind)
- Dubilih (Padang - Black Metal)
- Total Cadas (Simpang Empat - Thrash Metal)
- Conspiracy (Padang Panjang - Hardcore) *
- S.O.E (Padang - Slamming Brutal Death Metal)
- Disaster ov Satan (Padang - Symphony Black Metal) *
- Tinggam Mutilation (Padang - Slamming Death Metal) *
- Koneksi Gagal (Padang - Grindcore) *
- Pesarean Kelam (Dharmasraya - Javanesse Black Metal) *
- Drop Out (Padang - Hardcore)
- Pepek Masam (Payakumbuh - Porngrind)
- Ifrid (Padang - Symphony Black Metal)
- Cherry White Bloom (Bukittinggi – New Wave Metal)
- Mungkar Nangkir (Padang – Symphony Black Metal)
- Dosa Mayat (Simpang Empat – Black Metal)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Musik Metal dengan Akulturasi Budaya Lokal"

Post a Comment